Kalau kalian ke Sumatera Barat, apa yang kalian pikirkan? Rendang? Cincang? Cewek cantik? Ya, kalian nggak salah. Tapi pernah kepikiran tentang Rumah Gadang nggak sih? Ini dia cerita travelling seru dari seorang travel blogger yaitu Ashari Yudha.
Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau yang biasa ditemui di seluruh penjuru Sumatera Barat. Rumah Gadang sendiri dimiliki oleh setiap suku, dan hanya boleh ditinggali oleh wanita saja. Jumlah kamarnya juga tergantung ada berapa orang yang tinggal disana. Didalamnya, hanya ada ruang umum dan ruang kamar saja. Jadi setiap orang yang tinggal berbagi ruangan kecuali ruang kamarnya masing-masing.
Rumah Gadang ini juga dikenal unik dengan atap yang mirip dengan tanduk kerbau. Dahulunya atap rumah Gadang dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan hingga puluhan tahun, tetapi belakangan ini atap rumah banyak berganti dengan atap seng. Nah, bentuk tanduk kerbau seperti itu merupakan identitas dari suku Minang. Jadi wajar saja, bentuk tanduk kerbau atau Gonjong ini dapat ditemukan dimana-mana, sampai di kantor pemerintahan. Saat ini, selain menjadi rumah tinggal, rumah gadang juga menjadi tempat dimana masyarakat bermusyarawah, mengadakan upacara-upacara, dan membahas tentang hal-hal tertentu. Jadi, rumah Gadang itu dipandang sebagai tempat suci oleh sebagian besar masyarakat Minang.
Nah, percaya nggak sih Rumah Gadang itu pada masanya merupakan rumah yang canggih karena memiliki desain dan arsitektur yang unik? Awalnya saya juga nggak ngeh, tapi setelah dijelaskan, ternyata bisa dibilang konstruksi rumah Gadang lebih maju beberapa ratus tahun dibanding kontruksi rumah lain didunia pada masanya!
Sebelum kita membicarakan mengapa Rumah Gadang itu lebih canggih pada zamannya, mari kita membahas motif. Jadi didepan setiap rumah Gadang, terdapat motif-motif tertentu yang diukir. Sesuai dengan filosofi Minangkabau yang bersumber dari alam, “alam takambang jadi guru”, ukiran-ukiran pada rumah Gadang juga merupakan simbolisasi dari alam. Biasanya motif yang digunakan adalah tumbuhan yang merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah.
Beberapa rahasia mengapa Rumah Gadang bisa anti gempa karena nggak menggunakan paku, tetapi pasak sebagai pengikat. Jadinya bersifat lentur bisa mengikuti gerakan. Selain itu juga, kaki bangunan nggak pernah langsung menancap ke tengah. Ada batu-batu dibawahnya yang akan ikut meredam getaran jika ada gempa terjadi. Kalau ada gempa, Rumah Gadang hanya berayun saja mengikuti gelombang.
Menurut saya sih, Rumah Gadang ini salah satu #MahakaryaIndonesia yang harus dijaga eksistensinya, karena menyimpan banyak sekali nilai filosofis bagi para masyarakat Minang didalamnya. Bahkan, filosofi itu sendiri juga mempengaruhi banyak aspek diluar masyarakat Minang itu sendiri. Bangga nggak sih jadi orang awak?